Selasa, 30 Desember 2008

Rekoleksi Pendamping PIA dan PIR


Mari kita kerjasama, kerjasama, kerjasama
Mari kita kerjasama senang di hati....


Nyanyian di atas dilantunkan dengan penuh semangat oleh para pendamping PIA dan PIR mengawali Rekoleksi Pendamping PIA dan PIR Paroki Katedral Semarang yang diadakan pada tanggal 26-27 Januari di Jl. Merapi 20. Mereka bernyanyi sambil bergandengan tangan, saling berebut mencari teman untuk diajak bekerjasama dan bergembira.

Rekoleksi mengambil tema “Pakailah Aku Sebagai Alatmu Untuk Bekerja di Ladang-Mu” dan diadakan sebagai kegiatan untuk mengawali Tahun Anak dan Remaja. Tujuannya selain untuk menghidupkan kembali kegiatan PIA dan PIR di tiap lingkungan juga untuk kaderisasi pendamping PIA dan PIR.

Mengawali session I, Pak Partugi mengajak para pendamping yang hadir untuk saling tukar pengalaman tentang pendampingan PIA dan PIR di lingkungan atau wilayah masing-masing mengenai hambatan, kesulitan dan tantangan yang dihadapi. Dari wilayah MATIUS dikemukakan bahwa kegiatan PIA sudah mulai dirintis oleh Kaum Muda tetapi seringkali masih kesulitan dalam hal bahan dan bentuk kegiatan apa yang akan dilakukan. Di wilayah MARKUS, PIR yang datang sedikit meskipun sudah menyebar undangan. Untuk kegiatan PIA ada, dengan para pendamping yang masih baru, yang hanya bermodal ‘nekat’. Di wilayah LUKAS karena PIR hanya sedikit, untuk pertemuan digabung dengan wilayah MATIUS dan YOHANES. Untuk PIA di wilayah tidak ada tetapi hanya ada di lingkungan Pekunden Utara dan Bedagan. Di wilayah YOHANES, kegiatan PIA yang cukup aktif ada di lingkungan Ngaglik dan rencananya mulai bulan Pebruari, PIA juga akan mulai dirintis kembali di lingkungan Lempongsari. Untuk wilayah MARIA FATIMA, kegiatan PIA dan PIR berjalan dengan baik. Satu hal yang sedikit beda dengan PIR di wilayah ini adalah namanya yang khusus yaitu REMA atau Remaja Maria Fatima.

Dalam Tahun Anak dan Remaja ini tema yang diangkat adalah “Melibatkan Anak dan Remaja untuk pengembangan Umat”. Satu pertanyaan yang kemudian timbul: apakah anak-anak dan remaja saat ini sungguh-sungguh sudah terlibat dalam pengembangan umat? Hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama terutama bagi para pendamping. Di tengah zaman dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat memberi dampak yang besar bagi anak dan remaja. Ada dampak positif tetapi tidak sedikit pula dampak negatifnya. Sebagai pendamping kita harus bisa memberi contoh tentang perilaku dan kegiatan yang positif. Kegiatan doa bersama, ajaran tentang iman dan mengajak anak dan remaja untuk terlibat dalam kegiatan kerohanian di lingkungan menjadi salah satu contohnya.

Setelah uraian panjang lebar dari Pak Partugi, Frater Sukristiono, Romo Herman, Sulis dari PIA wilayah Lukas, Any sebagai koordinator PIA Paroki dan Yosie koordinator PIR Paroki, kegiatan malam itu diakhiri dengan renungan bersama yang dipimpin oleh Frater Gemilau. Dalam renungan ini para pembina diajak untuk memandang sebatang lilin yang menyala dan kemudian merasakan ‘tetesannya’. Sebagai akhir renungan diputarkan slide tentang Yesus yang memberi salib untuk kita. Salib yang harus kita pertahankan dalam suka duka, jatuh bangun perjalanan hidup kita, menanti, Dia yang kembali untuk mengambil salib itu.

Pagi hari, setelah mandi dan makan pagi, para pendamping dibagi menjadi 6 kelompok. Masing-masing 2 kelompok berkompetisi dalam OUTBOUND yang dibagi dalam 3 permainan yaitu SPIDER WEB, BOTOL dan BONEKA SAPI dan JAMAN EDAN. Dalam SPIDER WEB, tiap kelompok diajak untuk semakin mendalami pentingnya berkorban bagi orang lain dan arti kerjasama. BOTOL dan BONEKA SAPI mengajarkan kita untuk sabar, tekun dan sungguh-sungguh berusaha untuk mencapai suatu tujuan. Dalam JAMAN EDAN kita diajak untuk belajar tentang pentingnya saling berkomunikasi secara benar dan percaya kepada orang lain.

Setelah OUTBOUND, keseluruhan acara diakhiri dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Rm. Herman. Perayaan Ekaristi dikemas dalam gaya anak dan remaja dengan gerak lagu dari para pendamping di dalam kelompok. Dalam homilinya, Rm. Herman mengajak para pendamping untuk berlaku seperti para nelayan di danau Galilea yang mengikuti ajakan Yesus. Karena kita juga sudah dipanggil oleh Yesus dan secara khusus kita diharapkan juga bisa menjala manusia melalui diri anak-anak dan remaja yang ada di sekeliling kita. Jangan merasa kecil hati, takut atau ragu kalau merasa tidak memiliki kemampuan karena kita bisa mulai dari yang kecil, sederhana dan percayalah bahwa Tuhan sendiri akan menyempurnakannya.

Proficiat untuk para pendamping PIA dan PIR yang ikut dalam rekoleksi. Semoga kita tidak hanya berhenti di sini saja tetapi mau secara aktif dan terus terlibat dalam pendampingan kegiatan PIA dan PIR di lingkungan masing-masing. Semoga berkat Tuhan melimpah untuk kita semua, sekarang dan selamanya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar