Rabu, 06 Mei 2009

Kunjungan ke Panti Wreda


Minggu pagi, 26 April, cuaca begitu cerah. Hari ini, kami, Tim Kerja Pendampingan Iman Anak (PIA) dan Tim Kerja Lektor akan mengadakan kunjungan ke Panti Wreda Rindang Asih I yang beralamat di Jl. Rindang Asih No. 14, Dliwang, Ungaran. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan rasa berbagi, kebersamaan serta kekeluargaan antara pendamping anak, anak yang didampingi, lektor dengan para penghuni panti.

Setelah berdoa bersama dipimpin oleh Romo Sugiyana, Pr dan mendapat berkat agar selamat dalam perjalanan, kami berangkat dengan menggunakan 1 bus besar, dan 2 mobil. Jumlah yang ikut serta dalam kegiatan ini sebanyak 67 orang.

Setibanya di Panti Wreda, kami disambut dengan penuh kehangatan dan kegembiraan oleh para penghuni panti. Mereka berjumlah 31 orang yang rata-rata berusia 67 tahun dan semuanya nenek-nenek. Untuk kamar dibagi menjadi 3 ruang yaitu ruang A.VIP, ruang B kelas II, dan ruang C bangsal. Pengurus panti berjumlah 15 orang dan masing-masing dibagi dalam shif kerja. “Mereka dititipkan karena anak-anak atau keluarga mereka bekerja di luar kota. Setiap sebulan sekali mereka memberi uang sebagai ungkapan terima kasih karena telah merawat ibu dan nenek mereka meski jumlahnya tidak seberapa. Jika ada yang meninggal maka jenasahnya dipulangkan kembali kepada keluarganya,” jelas Ibu Santi.

Dengan dipandu mbak Herlin dan Fifi yang bertugas sebagai MC, acara demi acara berlangsung dengan penuh semangat dan keceriaan. Anak-anak PIA, perwakilan dari lektor maupun para nenek, bergantian mengisi atraksi, baik dengan menari, menyanyi maupun bercerita. Ternyata tubuh yang renta bukan halangan bagi mereka untuk ikut berjoget. Mereka justru merasa senang karena mendapat kunjungan seperti ini. Di akhir acara, kami menyerahkan paket bingkisan berupa kipas bambu, handuk kecil, sabun mandi dan minyak kayu putih kepada penghuni panti. Selain itu, kami juga menyumbangkan lampu emergency, gula pasir, selimut, pengharum pakaian, sabun cuci, pampers orangtua, kecap, minyak goreng, sabun mandi, pasta gigi, susu serta beberapa roti.

Setelah saling mengucapkan terima kasih dan bersalam-salaman, kami menyempatkan diri untuk berfoto bersama. Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Taman Unyil untuk makan siang sambil melepas lelah. Setelah perut terisi dan lelah menghilang, kami segera bergegas untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Semarang.
(rachel)

Jumat, 17 April 2009

Egg Adventure yang Gagal


Minggu pagi, 12 April, udara terasa sejuk dan cuaca begitu cerah. Di taman, di samping gereja telah dipersiapkan pernak-pernik untuk perayaan Paskah yang akan dilaksanakan seusai misa. Ada rangkaian benang yang dijalin menjadi satu, menjadi background tulisan ’Egg Adventure’. Ada tangga yang berdiri tegak di samping pohon pinus. Tenda kemah yang terpasang di dalam taman, tali-temali dan rangkaian tema Paskah ’KEBANGKITAN KRISTUS MENINGKATKAN IMAN ANAK dan REMAJA’, yang tergantung indah di antara pepohonan. Semuanya tampak begitu semarak.

Sementara di tempat lain, Romo, Prodiakon, Putra Altar dan para petugas Misa Paskah Keluarga tengah bersiap-siap mengikuti perarakan menuju ke dalam gereja. Tepat pukul 08.30 misa dimulai.

Petugas koor yang terdiri dari anak-anak dengan didampingi beberapa pendamping, tampak penuh semangat menyanyikan lagu-lagu selama misa berlangsung. Kegembiraan semakin terasa saat visualisasi Kebangkitan Kristus. Tanpa dikomando, anak-anak yang sebelumnya berada di bangku umat, beramai-ramai maju ke depan. Visualisasi kali ini dibawakan oleh anak-anak SD Bernardus dengan sangat ’apik’. Ada tari-tarian, gerak dan dialog yang sudah didubbing, dengan balutan kostum warna-warni yang begitu indah.

Saat hendak memulai homilinya, Romo Kris (panggilan akrab Romo Materius Kristiyanto) mengajak umat untuk bertepuk tangan. Satu kali, tanda cinta akan Tuhan, dua kali cinta ayah dan tiga kali cinta ibu. Setelah itu, romo memanggil seorang anak untuk maju ke depan. Beliau kemudian bertanya kepada anak itu, ”sebenarnya yang istimewa dari perayaan Paskah itu apa?” Dengan lugas, Rafael (nama anak itu) menjawab, ”Yesus yang bangkit.” Benar, Paskah adalah hari kebangkitan Tuhan. Dan biasanya, untuk menandakan Yesus yang sudah bangkit selalu ada Lilin Paskah. Selain itu, ada satu keunikan lagi dalam perayaan Paskah yaitu diadakannya pembaharuan janji babtis.

Romo Kris mengucapkan terima kasih kepada para orang tua yang telah memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk duduk di depan. Karena dengan begitu, mereka dapat berkontemplasi/mengalami pengalaman iman secara langsung dan perasaan yang berkesan karena bersentuhan dengan lilin paskah, visualisasi dll. Harapannya dengan pengalaman seperti ini, memberi peluang semakin tumbuh berkembangnya iman dalam diri anak.

Usai misa, seperti yang sudah direncanakan, akan diadakan petualangan untuk mencari telur-telur Paskah. Mencari, tidak hanya sekedar mengumpulkan telur sebanyak-banyaknya tetapi yang paling penting adalah melaksanakan tugas yang akan diberikan. Namun, kegiatan ini tidak dapat dilaksanakan. Semua berawal ketika pintu gereja sebelah samping yang tertutup, langsung dibuka begitu misa usai, padahal petugas di pos-pos petualangan belum siap. Bapak-ibu dan anak-anak, segera menghambur, beramai-ramai, dan saling berebut, mencari telur-telur yang disembunyikan. Ketika situasi semakin tidak terkendali, koordinator acara berusaha menenangkan mereka dan menghimbau agar mereka bisa tertib dan mau bekerjasama dengan panitia. Namun semuanya sudah terlambat. Akhirnya, untuk menghindari situasi yang semakin kacau, panitia kemudian membagikan bingkisan Paskah yang memang sudah ditunggu-tunggu.