Rabu, 31 Desember 2008

Festival Lagu Anak Ayo Puji Tuhan


Bersama anak dan remaja Ayo Puji Tuhan
Aula SMU Don Bosco menjadi saksi bisu meriahnya festival lagu anak ‘Ayo Puji Tuhan’, Minggu, 18 Mei. Acara tersebut dimulai pukul 10.00 dengan diikuti PIA-PIR dari paroki Ungaran, paroki Karangpanas, paroki Banyumanik, paroki Demak, paroki St. Paulus Miki Salatiga, paroki St Yusup Gedangan, paroki Katedral serta stasi Sampangan. Penampilan mereka sangat bervariasi dan menunjukkan kreativitas dari kelompoknya. Ada yang menggunakan seragam kotak-kotak, seragam kaos PIA paroki, seragam kaos bertema kartun, seragam sekolah TK, dan yang paling unik adalah kreativitas dari PIA-PIR Paroki Katedral yaitu mengangkat tema ‘ubah sampah jadi berkat’. Pakaian seragam sederhana yang terdiri dari kaos hitam ditambah pernak-pernik yang menarik berupa rompi dari koran dengan tempelan ornamen potongan bungkus plastik bekas sebagai pelapis bagian luar serta topi ala pesulap dipakai oleh para cowok berbahan busa tipis dengan hiasan daun sementara para cewek menggunakan topi model noni belanda dengan bahan dasar busa serta hiasan bunga dan pita. Meski dari bahan-bahan bekas namun ternyata mampu diubah sedemikian rupa menjadi sesuatu yang menarik yang dapat dikenakan oleh anak-anak dan remaja.

Masing-masing paroki menyanyikan 2 lagu yang berbeda dari buku Ayo Puji Tuhan. Paroki Katedral mendapat 2 lagu antar bacaan yaitu Lagu Ajarilah Kami dan Lagu SabdaMu Ya Bapa. Beberapa paroki lain menggunakan gerakan ketika bernyanyi, sedangkan dari paroki Katedral tidak menggunakan gerakan namun lagu-lagu tersebut diaransemen ulang oleh Mbak Lenny dengan gaya khas anak-anak.

Pertama kali latihan persiapan festival, para pendamping PIA-PIR sempat merasa ragu untuk mengikuti festival ini karena jadwal persiapan festival tersebut bersamaan dengan ujian sekolah ataupun ujian negara anak-anak SD hingga SMU. Akhirnya, dengan bersusah payah selama 1 minggu penuh sebelum festival diselenggarakan, anak-anak dan para remaja di tengah kesibukan belajar, dengan penuh semangat latihan bersama Mbak Lenny dan Mbak Anas untuk mengikuti festival Ayo Puji Tuhan. Tak hanya anak-anak dan remaja yang sibuk, para pendamping PIA-PIR pun ikut sibuk mempersiapkan kostum serta penampilan dari peserta festival. Setiap malam setelah latihan selama seminggu tersebut, para pendamping ‘lembur’ membuat topi dan rompi. Usaha tersebut terasa ringan karena para pendamping dan anak-anak kompak dalam mempersiapkan keseluruhan festival tersebut.

Sabtu, 17 Mei, merupakan malam terakhir persiapan festival tersebut. Pada latihan terakhir ini suara anak-anak tidak keluar secara maksimal, bahkan masih ada beberapa anak yang lupa liriknya. Namun, dengan semangat dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya anak-anak yang terdiri dari Aning, Winda, Diva, Septin, Agnes, Adel, Lia, Luci, Vinda, Gricia, Nia, Oki, Ari, Ade, Edo, Ipung, Alvin, Henry, Rico, Seno dan Dina.sebagai dirigen, terus berlatih untuk memberikan penampilan yang terbaik.

PIA-PIR Paroki Katedral menjadi Juara Umum Terfavorit
Pagi harinya pukul 07.30, anak-anak sudah berkumpul di Gereja Katedral untuk bersama-sama berangkat ke Don Bosco. Rencana keberangkatan pukul 08.00 menjadi mundur karena terjadi beberapa hal yang tidak diinginkan. Akhirnya, pukul 08.45 kami baru berangkat ke Don Bosco. Setibanya di sana ternyata sudah banyak anak yang hadir. Acara yang terselenggara berkat kerjasama Tim Liturgi Kevikepan Semarang dengan Penerbit Kanisius ini baru dimulai pukul 10.00. Sebelum bernyanyi, para perwakilan peserta festival mengambil nomor undian dan paroki Katedral mendapat undian no 4. Para komentator yang terdiri dari Pak Warno (perwakilan penerbit Kanisius), Ibu Titik (perwakilan Tim Liturgi Kevikepan Semarang) serta Nugrahastu (perwakilan pendamping) memuji setiap penampilan anak-anak dari masing-masing paroki. “Keceriaan, semangat yang menjadi ciri dari anak-anak membuat lagu-lagu liturgi ini menjadi semakin hidup”, ujar ibu titik ketika mengomentari salah satu penampilan peserta festival.

Pukul 12.30, menjadi detik-detik yang menegangkan karena pengumuman pemenang akan segera dimulai. Penilaian selain dari komentator, juga berasal dari Romo Sugiyana selaku Ketua Panitia, dan dari masing-masing paroki. Para pemenangnya adalah: Juara III Favorit dari PIA-PIR Paroki St. Paulus Miki Salatiga (nilai 12 poin), Juara II Favorit dari PIA-PIR Paroki Ungaran (nilai 16 poin), Juara I Favorit dari PIA-PIR Paroki Banyumanik (nilai 24 poin), dan Juara Umum Terfavorit dari PIA-PIR Paroki Katedral (nilai 32 poin). Hasil tersebut cukup membanggakan mengingat perjuangan dari anak-anak dan para remaja serta para pendamping dalam mempersiapkan festival tersebut. “Semoga dengan adanya acara ini mampu menjadi wadah kreativitas anak dan remaja di Kevikepan Semarang serta mampu mengenalkan musik dan lagu-lagu liturgi yang bercirikan anak-anak, sehingga kita semua perlu mendukung dan ambil bagian dalam misa anak untuk menggunakan buku lagu Ayo Puji Tuhan,” kata Romo Sugiyana saat membagikan hadiah bagi para pemenang. Semoga harapan ini berakar pada diri masing-masing anak-anak di Kevikepan Semarang khususnya serta anak-anak di Keuskupan Agung Semarang pada umumnya untuk senantiasa memuji Tuhan.
(yosie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar