Minggu, 04 Januari 2009

Penyusunan Kurikulum PIA 2009


Melakukan sesuatu yang baru seringkali bukanlah perkara yang mudah bahkan cenderung terasa sangat sulit. Demikian juga yang kami rasakan saat berusaha menyusun kurikulum untuk Pendampingan Iman Anak tahun 2009. Hampir satu setengah jam kami saling terlibat adu argumentasi, memberikan ide, masukan, ataupun saran untuk merancang kurikulum yang terbaik. Namun kami malah tetap berputar-putar di tempat. Ternyata untuk melewati satu minggu saja terasa begitu sulit. Apalagi kurikulum yang harus kami selesaikan adalah untuk satu tahun pendampingan. Akhirnya, kami sepakat untuk membagi diri dalam kelompok. Ada delapan orang di antara kami yang terbagi menjadi 4 kelompok yang masing-masing diserahi 3 bulan (dipilih secara acak) untuk dirancang dan dibuatkan kurikulumnya.

Hampir 3 jam kami terlibat dalam diskusi seru dalam kelompok. Membaca kutipan ayat Kitab Suci, mencari tema dan menetapkan tujuan, membuat doa dan mencari lagu-lagu pendukung, hingga menetapkan aktivitas-aktivitas yang harus dilaksanakan. Semuanya kami bicarakan dalam suasana ‘sersan’, serius tetapi santai. Akhirnya, satu demi satu kelompok telah menyelesaikan tugasnya. Dan karena telah mendekati tengah malam (beberapa diantara kami sudah ngantuk berat) kami sepakat untuk beristirahat.

Pagi harinya, setelah mandi (dengan air yang begitu dingin), kami mengawali kegiatan dengan doa bersama. Setelah itu kami mencari pengisi perut untuk menyegarkan jasmani kami. Selesai makan pagi, kami segera bergegas mencari tempat untuk kembali berkumpul bersama. Mendiskusikan hasil-hasil pembicaraan kami semalam. Masing-masing kelompok kemudian melaporkan rancangan mereka untuk kurikulum PIA sesuai bulan yang sudah ditetapkan. Satu demi satu secara urut dan jelas. Sementara kelompok yang menjadi pendengar memberikan ide-ide dan masukan untuk penyempurnaan. Ternyata, atas bimbingan Tuhan dan perkenanNya, hal yang awalnya tampak begitu sulit, kini menjadi lancar bagi kami. Memang, masih banyak kekurangan di sana-sini, namun kami berjanji untuk kembali bertemu guna semakin melengkapi dan menyempurnakan kurikulum yang kami susun pada kesempatan yang lain.

Sebelum meninggalkan Gua Maria Kerep Ambarawa untuk kembali ke Semarang, kami menyempatkan diri foto-foto bersama untuk kenang-kenangan. Makam Yesus, Danau Galilea dan Perjamuan Kana menjadi latar favorit bagi kami.

Akhirnya, terima kasih atas dukungan rekan-rekan. Terima kasih karena telah berkenan meluangkan waktu, pikiran dan tenaga. Semoga apa yang telah kita hasilkan ini dapat kita laksanakan untuk semakin memperkembangan PIA di Paroki kita. Berkat Tuhan melimpah. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar