Minggu, 01 Februari 2009

Not For Less


Seorang wanita muda bernama Wei datang ke sebuah desa terpencil. Ia tergiur iming-iming uang 50 dollar dari pak Kepala Desa untuk menggantikan tugas pak Kao, mengajar anak-anak desa yang miskin. Sebelum pergi, pak Kao berpesan kepada Wei agar menjaga murid-muridnya jangan sampai berkurang lagi jumlahnya.

Wei tidak memiliki kemampuan apa-apa. Untuk menyanyi saja ia sering lupa. Setiap hari ia hanya menulis di papan tulis dan menyuruh murid-muridnya untuk menyalin pelajaran seperti yang sudah ditulisnya di papan tulis. Setelah itu ia keluar kelas dan tidak mempedulikan lagi murid-muridnya. Hingga suatu saat, ketika salah seorang muridnya (yang paling bandel) tidak masuk kelas karena harus pergi ke kota untuk bekerja, Wei tergerak hatinya. Ia teringat pesan pak Kao. Dengan segala upaya ia berusaha mencari uang untuk menyusul muridnya ke kota dan membawanya pulang kembali. Bersama murid-murid yang lain, Wei menjadi buruh angkut batu bata. Namun karena uang yang didapat hanya sedikit, Wei akhirnya nekat pergi ke kota dengan berjalan kaki.

Sampai di kota Wei sempat kebingungan mencari alamat muridnya tersebut. Ketika alamat itu ditemukan, kesulitan kembali menghadang Wei. Ternyata murid tersebut, telah menghilang pada hari pertama kedatangannya ke kota. Dengan segala upaya Wei berusaha mencari sang murid. Meminta tolong orang untuk mengumumkan di radio, menulis berlembar-lembar selebaran hingga pagi buta hingga kenekatannya untuk menemui seorang direktur tv. Semua dilakukannya dengan penuh kesungguhan dan keteguhan. Akhirnya sang direktur tergerak hatinya dan menjadikan Wei bintang tamu dalam acara ‘Pelangi Hidup’ untuk menceritakan keadaan pendidikan di desa. Semula Wei tidak bisa berkata-kata. Ia gugup. Dengan berlinang air mata, ia menceritakan semuanya sambil menitipkan pesan kepada sang murid untuk mau kembali ke desa. Dan kemudian semuanya berakhir bahagia. Guru Wei kembali menemukan muridnya yang hilang. Mereka bisa kembali ke desa dengan diiringi kru tv dan berbagai bantuan untuk sekolah di desa.

Demikian cerita film ‘Not For Less’ yang siang itu (1 Pebruari) ditonton oleh para pendamping PIA di pastoran lantai atas. Meski yang hadir hanya sedikit, tetapi tidak mengurangi kegembiraan dan kekompakan para pendamping yang hadir. Mereka begitu menikmati dan beberapa bahkan ada yang terharu menyaksikan perjuangan guru Wei.

Dari cerita film ini ada beberapa hal yang bisa menjadi catatan bagi para pendamping khususnya yang berkaitan dengan kegiatan Pendampingan Iman Anak. Catatan-catatan tersebut antara lain:
• Bekerja dengan penuh kesungguhan, jujur dan bertanggung jawab.
• Mencintai dengan sungguh-sungguh.
• Berusaha sekuat tenaga walau apapun rintangan yang dihadapi

Nah, untuk rekan-rekan pendamping, selamat bekerja di ladang Tuhan. Mari kita dampingi adik-adik kita dengan penuh kesungguhan dan rasa tanggung jawab. Mari kita bimbing mereka dalam kehangatan kasih. Dan mari kita hadapi bersama segala rintangan yang menghalangi langkah kita untuk bersekutu denganNya. Percayalah, walau kita tidak mempunyai bekal apa-apa, pasti Tuhan yang akan memampukan kita untuk saling memberi berkat dalam mewartakan ajaranNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar